Teori-Teori Komunikasi yang Aplikatif dalam Ranah Seni


Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan kata ini bersumber pada kata communis. Kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward mengenai komunikasi manusia dalam buku Communications and Humans Behaviour, yaitu: “Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.”

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dipahami secara efektif dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi karya Effendy, mengemukakan: “Bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Societ”. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:

  1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
  2. Pesan (mengatakan apa?)
  3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
  4. Komunikan (kepada siapa?)
  5. Efek (dengan dampak/efek apa?)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Berangkat dari paradigma Lasswell di atas, dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komuniukasi, Effendy membagi proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu: “(1)Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. (2) Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.”

Seperti yang telah dikemukakan di atas, komunikasi akan berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses pembuatan pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Wilbur Schramm yang di kutip oleh Effendy dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, menyatakan bahwa “Komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi.”

kesimpulannya adalah, jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb). Begitu juga seni, sebagai sebuah hasil karya cipta estetis manusia yang di dalamnya terkandung pelbagai pesan. Maka seni pun harus dimediasi sedemikian rupa agar pesannya mudah untuk dipahami dalam khalayak yang plural.

Berikut adalah teori-teori komunikasi yang dapat diaplikasikan, atau dapat mengkaji seni, karya seni, dan segala sesuatu yang mempunyai nilai estetis.

 

Teori Informasi Atau Matematis

Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 ), Mathematical Theory of Communication. Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh

gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding).

 

Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer, yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, dimana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Efek tersebut dapat diabstarksikan sebagai berikut:

  1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilainilai.
  2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
  3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.

Dalam term seni, teori ini dapat menjadi sebuah teori yang mendominasi khalayknya. Artinya, bila teori ini diaplikasikan dalam sebuah karya seni maka akan menghasilkan sebuah propaganda dalam busana seni. Hal tersebut telah digunakan pada masa pemerintahan Mao Tse Tung melalui ‘revolusi seni’ kala itu. Dan ternyata berhasil memengaruhi masyarakat China secara kognitif, afektif, dan behavioral. Teori ini pun dapat menelaah sebauh karya seni sebagai alat untuk merubah persepsi sebuah masyarakat. Contohnya seni pada masa orde baru yang secara keseluruhan harus tunduk pada penguasa. Dalam bidang iklan pun teori ini sangat relevan mengingat iklan sebagai sebuah karya seni memeliki tendensi satu arah yang teramat fasif.

 

Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball- Rokeach dan Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar.

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial. Untuk mengukur efek yang ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey dan riset etnografi.

Teori di atas dapat digunakan untuk menganalisis sebuah karya seni, khusunya karya seni pertunjukan, khususnya dalam sebuah pertunjukan musik. Dimana ada sebuah penegasian antara komunikan dan komunikator. Kedua pihak tersebu menyatu dalam sebuah proses komunikasi yang mutual, dua arah, dan saling ketergantungan. Selain itu, teori ini dapat digunakan untuk menganalisis sebuah karya seni visual baik itu iklan atau pun lainnya dimana hasil akhirnya adalah sebuah ketergantungan antara si komunikator dan komunikannya.

 

Teori The Spiral Of Silence

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle- Neuman, berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.

Dalam sebuah karya sastra, penyajian pesan dapat dibagi menjadi dua, yakni cara penyajian serta struktur yang terdapat dalam pesan. Cara penyajian pesan lebih menyangkut bagaimana komunikator memanfaatkan simbol komunikasi verbal dan nonverbal serta membubuhkan kadar emosi ke dalamnya. Dengan simbol komunikasi yang sama, seperti penggunaan kata “pergi”, dengan cara penyajian yang berbeda, misalnya dengan lembut atau berteriak, akan menimbulkan makna yang berbeda pula. Sedangkan pada struktur pesan lebih menonjolkan pada aspek tatanan bahasa yang digunakan. Dapat berupa jenis kalimat, pilihan kata yang digunakan dalam penyampaian pesan.

Dalam musik terjadi pertukaran pikiran, ide, gagasan antara pencipta lagu dengan pendengar sebagai penikmat musiknya. Pencipta menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa nada dan lirik agar pendengar mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi proses komunikasi melalui simbol musik berupa nada dan lirik lagu berupa teks. Komunikasi antara pencipta dan pendengar lagu berjalan ketika sebuah lagu diperdengarkan kepada khalayak dan diterima oleh khalayak sebagai sebuah pesan tersendiri—pesan yang disampaikan dapat berupa cerita sosial, curahan hati, atau kritik pedas yang dituangkan dalam bait-bait lirik. Lirik sendiri memiliki sifat istimewa.

Dibandingkan dengan pesan pada umumnya, lirik lagu memiliki jangkauan yang luas didalam benak pendengarnya. Konsep mengenai lirik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, salah satunya adalah lirik sebagai kata dalam lagu. Lirik dapat ditulis sebagai musik yang menemani atau ditambahkan setelah musik itu sendiri. Makna dalam lirik dapat bersifat implisit atau eksplisit, atau kadang beberapa lirik bermakna abstrak atau tidak dapat dipahami. Sifat lirik yang berbeda dengan pesan pada umumnya, memerlukan pendekatan khusus dalam menginterpretasikan pesan bermakna didalamnya. Lirik lagu merupakan hasil sastra, karena nilai-nilai estetik yang terkandung di dalamnya.

Tidak sesederhana itu, ketika orang mendengar dan suka pada sebuah lagu, tidak langsung bisa disimpulkan bahwa orang tersebut mengerti pesan lirik lagunya. Sebagai salah satu karya sastra, lagu memiliki nilai seni yang cenderung memiliki banyak makna dan bersifat relatif bagi setiap orang. Menikmati sebuah lagu dapat menggunakan cara sederhana seperti pada orang kebanyakan, tetapi mencerna pesan-pesan didalamnya diperlukan keterampilan agar mampu menikmatinya lebih mendalam.

Melalui lirik lagu, manusia diajak untuk menginterprestasikan via otak yang menyimpan pengalaman dan pengetahuan, serta mengolahnya sebagai landasan dasar dalam mencerna keindahan lirik lagu. Dengan kata lain, lirik lagu mampu menimbulkan banyak persepsi yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepahaman seseorang yang berasal dari pengalaman hidup yang dimiliki serta aspek lingkungannya.

Teori ini dapat menjadi sebuah teori dalam menganalisis efek yang ditimbulkan oleh sebuah puisi, cerpen, essay, dan lainnya. Karena teori ini pada akhirnya akan bermuara pada pendapat umum yang tercipta sebagai sebuah proses dialektis antara si komunikator dan komunikan. Begitu juga dalam sebuah karya music, atau lagu, bagaimana si lagu tersebut dapat memengaruhi khalayaknya secara individu dan secara missal.

 

Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)

Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai). Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media—kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Sketsa Trans TV menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk melihatnya.

Hal diatas sudah cukup untuk menjelaskan bahwa teori ini sangat bermanfaat dalam mengkaji sebuah karya seni. Hasilnya adalah bagai mana perilaku khalayak, bagaimana dia dapat memilih dan memilah jenis seni yang dia sukai atau sebaliknya, jadi pada dasarnya teori ini sangat dapat diaplikasikan untuk mengkaji sebuah karya seni.

 

Teori Norma Budaya (Cultural Norms Theory)

Teori norma budaya menurut Melvin DeFleur hakikatnya adalah bahwa media massa melalui penyajiannya yang selektif dan penekanannya pada tema-tema tertentu, menciptakan kesan-kesan pada khalayak dimana norma-norma budaya umum mengenai topik yang diberi bobot itu dibentuk dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu perilaku individual biasanya dipandu oleh norma-norma budaya mengenai suatu hal tertentu. Media komunikasi secara tidak langsung akan mempengaruhi perilaku.

Teori ini dapat diguanakan untuk menelaah bagaimana sebuah karya seni dapat mengembalikan nilai budaya sebuah masyarakat yang dekaden melalui penekanan pada tema-tema sentral, dalam hal ini tema adalah pesan-pesan khusus yang disampaikan oleh komunikator dalam hal ini para pelaku seni.

Referensi:

  1. Canggara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  2. Chomsky, Noam. 2005. Memeras Rakyat: Neoliberalisme dan Tatanan Global. Jakarta: Profetik.
  3. Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi: Pendekatan dan Pembelajaran.
  4. Bandung: Nuansa.
  5. Rakmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
  6. Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

8 responses to “Teori-Teori Komunikasi yang Aplikatif dalam Ranah Seni”

  1. The share of girls in management is greatest in the United States, United Kingdom and Ireland, and lowest in Southern European countries such as Spain, Greece and Italy. Lumpectomy Menopause Surgery to remove the breast tumor and a the time in a womanпїЅs life when month-to-month small quantity of surrounding regular tissue. Premature babies can have problem surviving because some of their organs are not able to function arteria peronea magna [url=http://apd.cat/publications/material257/index.html]buy generic isoptin 120mg line[/url]. Key Informants should disclose any financial conflicts of interest higher than $10,000 and another relevant enterprise or skilled conflicts of curiosity. John Dutton, Makiko Eda, Jaci Eisenberg, Nima Elmi, Malik Thank you to all those involved in Faraoun, Emily Farnworth, Cody the design and manufacturing of this Feldman, Liam Foran, Brian yearпїЅs report.
    Never start another stimulation session in the identical area, nevertheless, if the redness is still seen. You may have to be checked by a health care provider, as you could be at elevated threat of bleeding. Problemas hormonais como hipotireoidismo podem ocorrer, mas raramente causam problemas de fertilidade coronary heart condition [url=http://apd.cat/publications/material260/index.html]cheap propranolol 80 mg otc[/url]. Supporting documentation should be despatched to the ministry so that it can be matched to the claim submission. When youngsters are current, prescribed drugs should be saved in a locked cabinet, as a result of few cupboards are inaccessible to a determined baby. These international locations are more likely to experience a dramatic transformation of their age pyramids (Figures fourпїЅ5), and the social and economic group of people and families in these extremely-aged societies is an unchartered territory in demographic history. The dose of ibuprofen prescribed is just too low, and an пїЅas requiredпїЅ prescription is inappropriate at this stage of her illness. The glomerulonephritis is usually focal or crescentic with out vasculitis or granulomas blood pressure essential oils [url=http://apd.cat/publications/material259/index.html]buy cheap vasotec 10mg online[/url]. Committee members have been totally health to systematically, objectively, the Advisory Committee used this vetted for conflicts of interest before and transparently synthesize research technique when a high-high quality present they have been appointed to their positions findings and to limit bias in its analysis evaluation or report had already addressed and have been required to submit a of the totality of the proof for the a question under consideration. One distinctive program within the division is the Young Parent Program, the place pregnant teenagers are cared for throughout being pregnant, then they and their infants are cared for together in this system. The likeliest analysis is T-cell acute lymphoblastic leukaemia, which is usually seen on this age group. Position: the connection of a delegated level on the presenting part of the fetus to the anterior, transverse, or posterior portion of the maternal pelvis. In Canada, Great Britain, New Zealand, and the United States in the late 1980s, greater than 50 percent of all abortions occurred in ladies under 25 gastritis diet барбоскины [url=http://apd.cat/publications/material256/index.html]purchase discount reglan on-line[/url]. The demographic transitions in Africa, Asia and Latin America began a lot later and are still underway. Urge incontinence may be a heralding symptom of malignant or infectious disease since these might trigger urothelial irritation. However, limitations embrace: disposable, articulating devices and пїЅ a scarcity of triangulation single-port entry units. Clinicians, people with the dysfunction, and households should work collectively to establish needs and appropriate interventions to assist the particular person. They may cease taking prescribed medication, may join a cult, could try to exorcize the sickness out of the body, might do strenuous train to eliminate it, might consume huge portions of nutritional vitamins or herbal medicines, and so on allergy symptoms 5dp5dt [url=http://apd.cat/publications/material258/index.html]generic promethazine 25 mg line[/url]. Recently, there have been coneases like psoriasis and atopic dermatitis up to now decade cannot be atsumer reviews of scalp dermatitis following the use of a commercially availtributed to genetics alone, suggesting that environmental elements together with ready cleaning conditioner. A blood-filled blister varieties underneath Venomous Snake Bites the floor of the skin, sometimes in a target or bullпїЅsSnakebites kill few individuals in the United States.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *